Minggu, 05 Oktober 2014

MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI

       Beberapa tanaman yang sangat baik digunakan sebagai bahan menganyam adalah bambu, pandan, rotan, paku-pakis, dan lidi. Semua bahan tersebut harus melewati beberapa proses agar dapat menjadi bahan jadi, yang siap untuk dianyam. Istilah dalam menganyam terbagi 2, yaitu lusi dan pakan. Lusi adalah iratan yang sudah diatur sedangkan pakan adalah iratan yang akan dianyam.

















A. Teknik dasar menganyam

Teknik dasar menganyam terdiri atas tiga macam, yaitu :
1. Anyaman Tunggal
2. Anyaman ganda
3. Anyaman istimewa atau kombinasi gabungan
Anyaman tunggal dan anyaman ganda, serta anyaman kombinasi dapat dikembangkan menjadi berbagai macam corak anyaman, seperti;
  1. Anyaman pasung
  2. Anyaman daun peta 1 silang
  3. Anyaman bunga cengkeh
  4. Anyaman bunga cengkeh besar
  5. Anyaman pihuntuan tangkup
  6. Anyaman bunga gambir
  7. Anyaman bunga lengko
  8. Anyaman ombak banyu atau pasung datar
  9. Anyaman mata walik
  10. Anyaman turih wajik atau turih wajit
  11. Anyaman hias jenis ”kelinci”
Berikut ini gambar-gambar bentuk anyaman tersebut :
 B. Menganyam Untuk AUD
         Menganyam untuk anak usia dini tidak dilakukan dengan teknik yang komplek, namun masih dalam tahap teknik dasar menganyam sederhana. Menganyam diajarkan dengan sangat sederhana kepada anak. Kemampuan menganyam dapat mengasah keterampilan motorik halus anak karena menggunakan tangan dan jari-jari demikian juga dengan kordinasi mata. Selain keterampilan motorik halus yang dikembangkan, menganyam juga dapat digunakan sebagai alat untuk melatih logika anak, belajar matematika, dan melatih konsentrasi.
Bahan-bahan menganyam untuk anak usia dini tidak diambil dari tumbuh-tumbuhan tidak sama dengan bahan menganyam untuk orang dewasa. Untuk anak usia dini bahan menganyam yang dipilih berdasarkan karakteristik sebagai berikut ; tidak mudah robek, tidak berserat dan tidak tajam. Berdasarkan kreteria tersebut maka pemilihan bahan untuk menganyam bagi anak usia dini banyak menggunakan kertas atau gabus karet dan bahan lain yang tidak membahayakan anak. Untuk anak yang lebih kecil kertas yang digunakan harus lebih tebal namun tetap lentur dan masih tetap dapat di anyam. Teknik yang dikenalkan pada anak biasanya menggunakan teknik dasar anyaman tunggal dan ganda. Anak diminta untuk mengusun kertas selang seling, mengangkat kertas yang harus diangkat dan kertas yang tidak harus diangkat. Untuk memudahkan dan menarik minat anak sebaiknya warna untuk anyaman dibedakan. Menganyam dengan dua warna berbeda sudah cukup, namun jika ingin dengan berbagai warna lebih disarankan. Tujuannya selain lebih menarik, anak juga dapat belajar untuk konsentrasi dengan mencocokkan bagian yang dimasukkan atau yang tidak berdasarkan variasi warna (disesuaikan dengan tingkatan usia). Jika menggunakan kertas, jenis kertas yang dapat digunakan adalah kertas buffalo, kertas origami atau kertas lain yang berwarna dan agak tebal. Kertas origami dapat digunakan untuk anak yang lebih besar karena lebih tipis. Untuk bahan anyaman yang bisa sering digunakan lebih dari sekali pertemuan sebaiknya menggunakan gabus karet berwarna yang sering digunakan untuk mouse pad.
Iratan lusi dan pakan untuk anak-anak sebaiknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu tipis. Anak belum mampu memegang benda yang terlalu tipis, minimal lebar iratan 1 cm. Untuk memasukkan iratan pakan pada iratan lusi pada anak-anak tidak dituntut untuk benar-benar mengikuti pola. Anak mampu memasukkan iratan pada salah satu lusi merupakan kemampuan dan kemajuan yang dilakukan dengan baik. Pendidik dengan berlahan meminta anak untuk memasukkan pakan dengan berselang seling, melompati satu-satu lusi, demikian seterusnya. Pendidik sangat berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mengajak anak menganyam dan membuat anak menyukai kegiatan menganyam.

C. Referensi
http://malaysiana.pnm.my/04/0401anyam6_lidi.htm Margono. Keterampilan Anyaman Bambu           dan Rotan. Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1990 
Beal, Nancy. Rahasia mengajarkan seni pada anak.       
Yogyakarta:Pripoenbooks, 2003.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar